"Tujuan pendidikan itu untuk mempertajam kecerdasan, memperkukuh kemauan serta memperhalus perasaan" - Tan Malaka-
Quote keren ini harusnya menjadi inspirasi, bahwasannya kaum terdidik itu harus bijak dan peka melihat fenomena yang terjadi disekitar.
Ya saat ini sudah banyak masyarakat Indonesia yang mengeyam bangku kuliahan, bukan hanya orang kaya, maupun orang kota, anak Desa juga walaupun dengan penghasilan seadanya bisa punya kesempatan yang sama.
Tapi yang membedahkan adalah soal kehidupan pasca kuliah, karena banyaknya industri di Kota biasanya orang kota bekerja juga di Kota, beda halnya anak Desa, ia punya tanggung jawab lebih, karena kondisi di Desa masih tertinggal, jadi bukan hanya mencari kerja tapi harus cari cara untuk turut berkontribusi memajukan desa.
Maka dengan bermodalkan ilmu dan pengetahuan yang didapat dari bangku kuliah, si anak desa pulang, mengisi posisi-posisi kosong misal ada yang jadi guru honorer, tenaga medis honorer, perangkat desa, dan juga sering nyambi kerja proyek desa, atau jadi petugas sensus atau KPPS jika ada. Seiring berjalannya waktu alumni terus bertambah, posisi yang tadinya sudah diisi masih juga ditambah, alhasil jumlah sarjana menumpuk.
Meski sudah menumpuk kayak gitu masih juga bertahan, alasannya supaya namanya masuk dalam SK Bupati atau apalah namanya agar diakui sebagai tenaga honorer yang sah dan berharap diprioritaskan ketika ada kebijakan pemerintah pusat terkait dengan pengangkatan tenaga honorer menjadi pegawai Negeri Sipil.
Hal kayak gitu biasa saja, buka persoalan, mau gimana lagi begitulah realita di Desa,,,
tapi jangan bergantung sama itu juga donk!!! Harus bergerak dan berbuat, apa saja yang bisa dikembangkan di Desa.
Kuncuran Dana Desa tiap tahun digelontorkan hingga mencapai milyaran kemudian setiap program selalu dimmusyawarakan bersama dengansemua warga desa, disnilah pentingnya keterlibatan para sarjana, tau sendirikan gimana pemahaman kepala desa dan warga desa, programnya itu-itu mulu, jalan setapak. MCK, dan semua yang berkaitan dengan Fisik.
Padahal banyak hal yang bisa dikembangkan, berkaca dari desa-desa yang sukses, misal Desa Pujon Kidul di Kabupaten Malang (Jatim), disana dikembangkan Objek Desa Wisata yang dikelola oleh BUMDES, konon omsetnya per tahun itu mencapai milyaran. Gila kan???
Olehnya itu ini bukan tugas Kepala Desa saja, tapi para sarjana di Desa juga, untuk bagaimana peka terhadap potensi desa, apa saja yang bisa dikembangkan, kemudian diusulkan di musyawarah Desa lalu dieksekusi dan dijalankan bersama. itu baru sarjana desa keren yang membangun, bukan jadi beban negara saja yang menunggu gaji honorer dan mengharap mau diangkat jadi PNS.
0 Comments:
Posting Komentar
Terima kasih sudah berkunjung di blog ini, berkomentarlah dengan bijak, baik dan tidak spam.