Tahun 2019 merupakan tahun politik Nasional, dimana pilpres dan pileg diselenggarakan serentak disuluruh tanah air. Tak Terkecuali di Kabupaten Buton Selatan juga akan menyelenggarakan Pilkades serentak di beberapa desa, salah satunya Desa Kapoa Barat, Kec. Kadatua.

Wacana Pilkades menyeruak beberapa bulan terakhir, masyarakat Kapoa Barat baik di kampung maupun di Perantauan mulai membincangkan hal ini, saya yang sekarang tinggal diperantauanpun  tak ketinggalan informasi, beberapa minggu lalu saya dihubungi oleh pemuda di Kampung dan juga di perantauan (wilayah Malut), menanyakan bagaimana respon saya terhadap Pilkades ini, kira-kira siapa yang potensial untuk diusung dan didukung.

Sebelum saya menyampaikan pendapat terlebih dahulu saya menyakan gimana respon mereka terhadap kepimpinan saat ini. Menurut mereka, kepemimpnann kepala desa saat ini, tidak begitu baik, masih ada gap-gap dimasyarakat, misal Bantuan sosial dan penunjukkan perangkat desa masih tidak berdasarkan kualitas, kades masih menunjuk orang-orangnya, yang bersebarang waktu pemilihan Bupati tidak diberikan perhatian khusus, olehnya masih ada kecemburuan dimasyarakat.

Kemudian kalau ditelaah lebih jauh, mengenai pembangunan yang ada saat ini, semenjak Kades tersebut memimpin, saya rasa pembangunan yang ada tidak terlalu signfikan, dampaknyapun tidak terasa, kondisi sosial dan ekonomi masyarakat masih begitu-begitu saja, program-program yang dijalankan lebih besar pada program fisik dan terus menerus padahal kucuran Dana Desa dari Pusat plus ADD kabupaten begitu besar, menurut publikasi yang dishare oleh salah satu perangkat Desa, tahun 2018 sekitar 1,3 Milyar. ini angka yang begitu fantastis bagi skala kapoa Barat yang masyarakatnya kurang lebih 300 KK, seharusnya bisa memajukan perekonomian.

Keterangan foto tidak tersedia.
(Sumber Foto: klik DISINI)

Menurut hemat saya program yang dijalankan oleh Kades tidak ada perencanaan matang, yang terjadi malah pemborosan anggaran dan bisa jadi salah sasaran, belum lagi perangkat desa yang ditunjuk juga asal-asalan, tidak andal dan paham konteks organisasi, kalalu dilihat secara kasat mata (maaf tidak menggunakan data) kondisi sosial-ekonomi masyarkat tidak ada perubahan,justru masyrakat yang merantau yang maju, tentu ini menjadi pertanyaan besar, dikelolah seperti apa anggaran itu, faktor apa yang menyebabkan?

Asumsi saya, tentu faktor gaya kepemimpinan. Secara teoritis gaya kepemipinan seorang pemimpin sangat menentukan terhadap maju mundurnya suatu organisasi, Ivancevich (2001) dalam Widyatmini dan Hakim (2008: 169) mengatakan, seorang pemimpin harus menyatukan berbagai keahlian, serta mempunyai pengalaman, kepribadian dan kemampuan motivasi. Jika dilihat pad konteks ini, sangat jelas Kepala desa tersebut, tidak memiliki karakter dan tidak paham konteks berorganisasi.

Maka dengan hal ini saya punya pendapat, bahwa sebaiknya kepemimpinan di Desa Kapoa Barat, harus diganti dengan yang baru, yang memiliki karakter dan pengalaman seperti saya sebutkan diatas.

Namun pertanyaan siapa kira-kira?

Menurut pendapat pemuda yang sempat menelpon saya ini, ada beberapa figur yang potensial dan sudah jadi bahan perbincangan dimasyarakat, ia menyampaikan, sebut saja inisial FS, RS, AI, SR.

Dari keempat tersebut, kebetulan saya kenal baik juga dengan mereka, yang sangat potensial adalah FS dan SR, kenapa?

Jika dilihat dari rekam jejaknya,FS dan SR sangat aktif, FS misalnya pernah aktif di organisasi kemahasiswaan dan kepemudaan, hingga saat inipun masih berkecimpung di dunia organisasi, kemudian SR, ia sekarang aktif di salah satu media di daerah, ia juga mantan penyiar radio FM, jika ditimbang saya rasa mereka bisa mengganti kepemimpinan di Desa saat ini.

Beda halnya dengan RS dan AI, yang cendrung pasif, tidak ada rekam jejak yang bisa dijadikan tolak ukur.

Itu menurut saya,,,, selebihnya tergantung masyarakat siapa yang mereka mau dukung.......
Setelah kemarin memuat tulisan mengenai Menebalkan Kembali Semangat Menulis, hari ini saya melanjutkan kembali kegiatan menulis, sebagaimana saya utarakan sebelumnya bahwa hari-hari saya semenjak terlepas dari ingar-bingar bangku kampus, tidak tau mau ngapain, olehnya saya lanjutkan kegiatan ini, yang boleh dibilang sangat bermanfaat, selain melatih diri juga untuk memperlancar gerak tangan dan otak. Dari pada kegiatan makan tidur kan kasiaannnn.... ruginya juga, waktu terbuang percuma.

Memulai tulisan inipun masih bingung, mau nulis tentang apa, tapi ah,, sudahlah yang peting nulis dan blog ini terisi. hehehhe.....

Maka untuk lebih terpola, dan terstruktur, hari minggu kemarin saya buat jadwal agar hari-hari saya diisi dengan hal-hal produktif, bermanafaat, berdaya guna, berhasil guna, wabil khusus kegunaannya buat Nusa, bangsa, dan umat manusia saya sendiri tentunya... hehehehe...

Jadwalnya dimulai dari pagi jam 8 saya mulai dengan sarapan rokoan, mandi dll,,,, terus dilanjutan dengan baca buku atau artikel-artikel, siangnya makan dan rehat, sorenya ngopi-ngopi atau keluar sedikit dijalan, lihat fenomena-fenomena yang terjadi luar sana, terus pulang dan mandi, malamnya lanjut makan, terus youtube-an, ngobrol sejenak dengan teman kost, terus rehat. subuh bangun dan memulai tulisan tentang kegiatan atau poin-poin apa saja yang bisa dijadikan materi tulisan, materinya bisa berupa review buku, kejadian diluar, obrolan anak kost, tontonan diyoutube atau aktivitas seharian.

Dan ini harus rutin tiap hari, perminggunyapun harus dievaluasi, progresnya sejauh mana, kemudian pemahaman tentang bacaan seperti apa, juga tema tulisan yang diangkat harus bagaimana.

Sampai disini postingan untuk hari ini,,,,, Nanti dilanjutkan lagi besok......

*SALAM PERUBAHAN....!!!




Jika menyebut "KADATUA" tentu terbesit di kepala kita adalah tentang tempatnya para pelaut & perantau ulung, namun tak hanya itu pulau ini juga memiliki segudang potensi lain yang tersembunyi.
Apa itu?
Warisan sejarah, budaya dan Alam yang mempesona.
Sebut saja kekayaan budaya, pekakaua, silat manca, balaba, dan tenun buton.
Juga alam, mulai dari ujung Banabungi hingga Kapoa, pantai one mopute, tebing labulengke, danau teilalo, puncak banawa, kaliliwuto mawambunga, dan lainnya..
Tentu bila dikelola dengan baik akan berdampak positif bagi kemajuan daerah dan ekonomi masyarakat di Busel terkhusus di Bumi Kadatua.
Tetapi selama ini kita abai dan lupa dgn potensi itu, pemerintah kita masih berkutat pada pembangunan fisik (Jalan setapak, talud) dan berulang-ulang sejak digulirkan DANA DESA pada tahun 2014 & bila dilihat tdk terlalu berdampak signifilan terhadap pembangunan ekonomi masyarat. Kadatua tetap stag, dan sepi seperti kota mati.
Apa yang keliru?
Pengelolaannya kah?
Ketidaktahuan pemerintah kah? Atau apa?
Tidak usah saling menyalahkan, sbg orang kadatua yg cinta akan kampung halamannya, kita harus intropeksi diri. Kadatua tak selamanya tidur panjang terus... ia juga punya masa depan yang ingin maju seperti daerah2 lain.
Olehnya Melalui FESTIVAL yang diwacanakan oleh tmn2 melalui Grup ini, saya harap bisa menjadi pijakan awal untuk memancing atensi masyarakat dan pemerintah, untuk kiranya meneruskan & Membumikan Kadatua!!!

*Tulisan ini pernah saya posting di Grup KAMPUNG KADATUA tanggal 24 November 2018 lalu (Lihat DISINI) menanggapi wacana Festival Perairan Kadatua yang beredar di Grup

Membincang Peran pemuda di Jaman OLD dalam mengisi perjalan bangsa tak pernah habis dibahas, dari Sumpah pemuda 28, Malari, hingga Reformasi 98, perannyapun selalu dilandasi dengan semangat juang dan ingin berkontribusi nyata untuk indonesia lebih baik.
Namun pertanyaannya gimana dengan Pemuda(i) Zaman NOW Indonesia, khususnya di Pulau KADATUA?
Jika dilihat, sampai saat ini perannya belum begitu signifikan padahal warga yang berusia Muda dan berpendidikan cukup banyak, dan Paguyuban (organisasi Kepemudaan/OKP) juga ada, dan terstruktur misal: HIPMIKAD, FESMAK, Karang Taruna, dan lain-lain. Ide gagasan, tindakan dan suara bungkam. Seolah mati dan tak berdaya melihat beragam potensi dan permasalahan yang di Kadatua.
Maka sebagai antitesa dari OKP yang mati tersebut, HIMALAKA hadir sbg repsentatif kegelisahan. Upaya perlahan dilakukan berbagai macam giat-giat ditunjukkan. Seperti Oase ditengah gurun pasir, ternyata masih ada anak-anak muda yang peduli dengan kampung halamannya.
Harapannya kehadiran mereka ditengah kegelisahan tersebut menjadi titik awal dan tamparan keras bagi kita semua. Bahwasannya sebagai pemuda pemilik estafet perubahan zaman. Maka kita harus turut turun tangan bersama dan berkontribusi nyata. Apapun itu! Untuk membereskan dan menunjukkan eksistensi kita bahwa Pemuda Kadatua Bisa!

*Tulisan ini pernah saya posting pada tanggal 30 Oktober 2017, lalu di Grup FB KAMPUNG KADATUA adalah merupakan bentuk dukungan saya kepada teman-teman HIMALAKA yang melakukan kerja-kerja kreatif.
Geliat pembangunan di Kadatua tak terelekan, pesimisme dahulu bahwa pulau dengan lahan tandus  sulit berkembang ini, terpatahkan, kuncuran DD dan ADD dari pemerintah Pusat dan Kabupaten, terus mengalir  tiap tahun, hal ini disambut gempita oleh para Kepala Desa, dengan berbagai macam program, mulai dari jalan tani, bak penampungan air, MCK, dll, kemudian belum lagi rencana Pemerintah Kabupaten Buton Selatan mengenai pembangunan jalan lingkar serta pelabuhan ferry. sebagai warga saya sangat gembira dengan rencana-rencana progran tersebut, dengan harapan pulau ini kelak akan muncul dan tumbuh pusat-pusat ekonomi baru.

Namun disisi lain berbagai program pembangunan tersebut ternyata berbanding terbalik dengan upaya pelestarian lingkungan, salah satunya di Desa kapoa, aktivitas penambangan pasir yang melibatkan masyarakat begitu masif dan liar, sungguh sangat memprihatinkan, tanpa memikirkan dampak yang akan terjadi kedepannya, pemerintah seolah menutup mata dan malah bersinergi dengan parah pengeruk tersebut dalam mendukung program pembangunan yang ada di Desa.

Jika hal ini terus-menerus dibiarkan, tatkala nanti akan terjadi abrasi. dan mengancam keberlangsungan hidup apalagi kondisi geografis pulau Kadatua boleh dibilang kecil sangat rentan terhadap bencana khususnya manakala terjadi gelombang laut, 
bila merujuk pada konsensus global (PBB), telah dirumuskan 17 item mengenai tujuan pembangunan berkelanjutan, poin pentingnya adalah "pembangunan yang berwawasan lingkungan dan partipasi masyarakat" dan juga oleh pemerintah Indonesia telah menetapkan regulasi sebagaimana tertuang dalam Perpres 59/2017 tentang Pelaksanaan Pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan

Panduan mengenai pembangunan telah terjabarkan dengan jelas, seharusnya menjadi pedoman bagi pemerintah daerah untuk membangun dengan tidak asa-asalan, tapi lebih mengedepankan keberlangsungan hidup bersama.


Setelah beberapa bulan disibukkan dengan urusan kuliah, dan akhirnya kelar, alhamdulilah ya... hehehehehe... akhirnya punya kesempatan kembali untuk menatap akun Blog yang sempat vakum cleaner lama.

Pada awalnya saya bingung untuk mengisi kolom entri dalam bentuk tulisan pada blog ini, ide dan mood telah habis di koyak-koyak sepi kesibukkan urusan berkampus dan bertongkrong ria...

Namun pada akhirnya mood itu datang. (((wow sudah lama sayang menunggumu wahai mood, ucapku dalam hati)))

Tapi masih bingung mau mulai dari mana, berbagai cara sudah dilakukan mulai dari baca artikel di media online, diskusi dengan teman, olahraga di dalam kamar Car Free Day, ke tempat wisata, dengan harapan ada ide yang bisa diolah, tapi tetap sama, ide itu tak kunjung datang. huhuhu...

Hingga pada suatu hari saya jalan-jalan ke Toko Buku, untuk mencari literatur yang bisa membangkitkan gairah dan ide untuk memulai suatu tulisan.

Dan sayapun menemukan LITERATUR itu, ia adalah BUKU yang berjudul FREE WRITING tulisan bapak HERNOWO HASIM.

Tak banyak tetek bengek langsung saya lahap lembar per lembar isi dalam buku tersebut.

Sungguh, sangat menarik ulasan dalam buku tersebut, salah satu  kutipan yang buat saya takjub adalah:

"Gerakan tanganmu, jangan berpikir, jangan mesti logis, jangan membaca lagi yang sudah ditulis, jangan memperbaiki. Terus saja menulis hingga alarm berbunyi, rasakan dan nikmati prosesnya"


Itulah salah satu kutipan dalam buku tersebut, adalah sebuah metode untuk mengalirkan tulisan dengan bebas, kata atau kalimat apapun yang terlintas dituangkan dalam tulisan sesegara mungkin tanpa ragu, dengan durasi 10 menit, agar ketakutan dan kecemasan tidak menghantui, dan merasa ada kenyamanan setelah dituangkan.


Inti dari metode tersebut  adalah agar pemula yang ingin menggeluti dunia kepenulisan merasa nyaman dan menikmati prosesnya,,, tanpa rasa takut mau mulai darimana, orang Timur bilang "hantam dulu seng usah banyak bapikir nanti selesai baru baku urus".. hehehehhe

Dari situlah, gairah itu muncul, tiap saat maupun tiap hari, dengan konsisten, ketika ada hal yang mengganjal dalam pikiran cepat saya membuka laptop atau membuka aplikasi memo di HP untuk menuangkan dalam bentuk tulisan meskipun berantakan, saya yakini jika proses ini dilakukan terus menerus apalagi dibarengi dengan kegiatan membaca buku atau artikel, skill menulis akan betambah, juga perbendaharaan kata akan lebih banyak, dan bisa jadi akan keranjingan untuk menggeluti hal ini.

*Ya... Mudah-mudahanlahhh.... amin....

SEMANGAT BUNG YUS!!!! JANG KAS KENDOR!!!

Oh ya hampir lupa...  Gambar bukuya belum saya masukin... hehehhhe (((diedit kembali, padahal diatas sudah terpublikasi sebelumnya)))

Ini dia penampakan Bukunya
Harganya kurang lebih Rp. 45ribu, tersedia di toko-toko buku terdekat. hehehe







"Selalu senang ketika mendengar kabar dari kampung halamanku, Kadatua (Buton Selatan), ketika ada sosok-sosok yang mau peduli terhadap generasi."

Itulah ungkapan dari lubuk hati yang paling dalam kepada mereka yang mau peduli dan ingin maju.

Dan itu saya tujukkan kepada SANGGAR SENI FANTASTIK, yang baru-baru membuat saya takjub dan kagum, melalui postingannya, akun Dharu Fantastik dan juga salah satunya pendiri dari komunitas ini mengugah foto-foto tentang kegiatan mereka yakni pelatihan tari dan membuka lapak baca di desa-desa.

Gambar mungkin berisi: 2 orang, orang duduk dan luar ruangan
Bagi saya ini hal baru, karena selama ini anak anak muda cendrung fakum, tidak ada kegiata-kegiatan yang bisa mengembangkan potensi sumberdaya yang ada didesa, ada itupun hanya kegiatan-kegatan olahraga futsal yang boleh dibilang biasa aja, karena tidak ada kesinambungan, setelah kegiatan mereka kembali ke aktivitas semula. pergi merantau, mancing, dll.....

Apa yang dilakuan oleh sanggar seni, saya rasa seharusnya bisa jadi contoh bagi anak-anak muda lainnya, apalagi hari ini pemuda kadatua sudah banyak yang melanjutkan ke pendidikan tinggi, organisasi-otrganisasi kemahasiswaan/kepemudaan ada banyak dibentuk namun hanya sekedar nama, tanpa ada kegiatan.

Melalui sanggar seni fastastik kita belajar banyak hal, meskipun kecil tapi ada kontribusi nyata bagi daerah dan generasi.

Musim kampanye sudah dimulai sejak beberapa bulan lalu hingga saat ini, namun gerak kampanye yang dilakukan oleh caleg entah melalui media konvensional maupun dimedia sosial untuk menggaet suara pemilih masih itu-itu saja.
Basi, tidak ada yang berbeda, masih sama dengan pileg-pileg sebelumnya, jualan masih tampang dan slogan-slogan gak terukur & bermutu, tak heran kemarin oleh Panwascam di Kadatua dilakukan penertiban Alat peraga Kampanye (APK) dgn dasar PKPU 23/2018. (Lihat Foto Penertiban APK)
Ini menandakan bahwa kualitas Caleg kita masih dipertanyakan, apakah bisa memperjuangkan aspirasi rakyat?
Sebagai mana kita ketahui bersama bahwa lembaga legislatif selain berfungsi sebagai penyalur aspirasi, pengontrol, juga pembuat kebijakan.
Maka hal ini dibutuhkan orang-orang yang kompeten dan mampu, gagasan dan program harus dijual, ditawarkan, dan diadu di ruang publik, agar tercipta diskursus dan kita masyarakat bisa menimbang, mana-mana saja yg tawaran baik, agar nantinya bisa kami salurkan dalam bentuk dukungan dan suara di TPS pada tanggal 17 April nanti.
Jika hal ini masih terus dilakukan, tentu akan menimbulkan pesimisme bagi kami masyakarakat, bagaimana dgn nasib Masa Depan Daerah, Buton Selatan 5 tahun mendatang, yang parlemennya dihuni oleh orang-orang gak bemutu.
Sekali lagi jangan hanya faktor uang, kedekatan keluarga maupun kekerabatan, mengabaikan segalanya, kualitas pemilu selain dintentukan oleh kecerdasan pemilih juga dibutuhkan kecerdasan oleh Calon wakil atau pemimpinnya yang mau berubah dgn mengadalkan ide dan pengamalannya yg bisa ditawarkan.
Kampanye masih kurang-lebih 1 bulan lagi, AYOOO UBAH CARA!!!!
*SALAM DEMOKRASI, SALAM PEMBAHARUAN!!