Disela-sela rebah, menanti waktu sahur kuscroll akun medsosku, sebuah postingan dari kampung menggugah jempol ini untuk mengklik.
Kuklik munculah sebuah kanal youtube "Lelaki Super Mancing" menayangkan aktivitas nelayan sedang melaut.
Sosok dalam video itu saya kenal persis ia adalah kakak-kakak kompleks, namanya Darlin warga Desa Kapoa yang akrab disapa Pak Guru Daali yang kini berprofesi sebagai nelayan. Sematan "Guru tentu bukan karena dia mantan atau pensiunan guru, tetapi ada alasan lain, nanti saya ceritakan dilain waktu.
Sekilas videonya biasa saja menampilkan adegan diatas perahu yang alat pancingnya disambar ikan seperti akun-akun pemancing lainnya, semisal Daeng Lala, Laode Arsan, La Ode Sahadati, dlsb.
Namun yang menjadi luar biasa adalah lokasinya dikampung Kadatua. Yang mana disini nelayan dianggap sebagai warga kelas dua yang identik dengan ketidakberdayaan.
Padahal potensi yang dimiliki oleh mereka (nelayan) ada, namun tidak didukung dengan pendampingan dan fasilitas yang memadai, sebagaimana temuan riset yang dilakukan oleh Karmidin (2018) di Pulau Kadatua bahwa secara struktural penyebabnya yakni: Akses pasar & jaminan sosial.
Meski persoalan dunia kenelayanan dipulau ini pelik, tapi saya melihat sosok Darlin tidak mau pasrah berada dalam lingkaran itu, ia keluar dari zona mencoba berinovasi memadukan kapasitasnya sebagai nelayan dengan dunia kekinian. Dunia digital!
Kini channel youtubenya sudah memiliki 1900 lebih subscribe dan terus bertambah, dengan unggahan 53 video.
Kita tahu di dunia persilatan digital semua setara dan punya potensi viral, dikenal, dan peluang menghasilkan cuan, asal konsisten membuat konten.
Mudah-mudahan Darlin dengan akun LELAKI SUPER MANCING-nya selalu konsisten menghasilkan konten, dan menjadi role model bagi kita semua, bahwa lokasi nun jauh dipelosok pulau gersang sekalipun bukan menjadi penghalang untuk berkreasi. (*)