Sudah tak terhitung jumlahnya saya hilir-mudik menggunakan jasa transportasi Ojek Laut Kapoa (OLK) ini. Selain murah, cepat juga karena langsung ke kampung saya, KAPOA.
Dulu sebelum mengantar penumpang ke Pelabuhan Topa, OLK ini mengantar ke Pelabuhan Puma (kini pantai kamali). Jarak tempuhnya kurang lebih 1 jam.
Semenjak infrastruktur jalan di Kadatua beberapa tahun terakhir ini sudah bagus diaspal, dan jasa transportasi darat (mobil) dan ojek kampo Kapoa - Banabungi sudah ada dan lancar. Warga Kapoa kebanyakan sudah beralih menggunakan jasa ojek laut yang dari Banabungi - Topa dengan jarak tempuh yang hanya 15 menit dibanding dari Kapoa 30 menit.
Tak hanya itu ojek laut Banabungi (OLB) memang memiliki keunggulan tidak seperti OLK, OLB berangkat hampir tiap 5 menit sekali meskipun kadang lebih karena harus menunggu penumpang full, tetapi jika terburu-buru juga bisa langsung carter sendiri tanpa menunggu penumpang lain tapi konsekuensinya dengan mengeluarkan biaya lumayan besar apalagi kita yang isi kantongnya pas-pasan ini, tarif umumnya 10ribu, carter 50 ribu. Lumayan kan? Selisi 40ribu (Bisa buat beli rokok surya mini dua bungkus, malah ada kembalian dua ribu lagi. Hehehe)
Meskipun begitu OLK tetap bertahan layaknya seorang jomblo yang ingin mengubah status, berjuang terus dan bertahan dalam usaha untuk mengejar meskipun lawan jenisnya enggan untuk menerimanya. Hehehe...
Saya belum tahu apa faktor OLK ini masih bertahan, padahal penumpangnya kadang tidak full, berangkatnya pun hanya satu kali dalam sehari juga pagi buta sekali, jam 7 cuy, bagi kita yang tidur dijam-jam kecil dini hari, jam keberangkatan OLK sungguh sangat ngeri, daya gravitasi kasur lagi kuat-kuatnya.
Masih menjadi pertanyaan dalam benakku, lain waktu saya akan tanya bapak-bapak pengemudinya, dan saya ceritakan disini. (Judul tulisan kali ini saya beri tanda [1] artinya ada bagian [2] nanti)
Sampai disini dulu ya.. cerita hari ini, jam sudah menunjukkan pukul 02:50, mata ini sepertinya kurang bersahabat.