Beberapa hari lalu anak muda progresif Kadatua berkumpul dalam satu wadah dialog yang bertemakan ADA APA DENGAN KADATUA tepat dilapangan desa Kaofe, perkumpulan ini menurut saya merupakan langkah awal yang mungkin menjadi tonggak sejarah bahwasannya anak Muda di Kadatua tidak sedang tidur. MEREKA ADA.
Mereka berbagi resah duduk manis dalam dialog, membincang banyak hal, budaya pemuda, dan pembangunan serta pemberdayaan.
Meskipun tidak tuntas, dan mungkin belum mellahirkan gagasan yang bernas untuk rekomended kepada pihak terkait karena keterbatasan waktu dan kesiapan, tapi satu hal yang menjadi catatan penting bahwa sebenarnya mereka mau berperan dan berkontribusi nyata untuk desanya!!!
Selama ini kita melihat bagaimana praktik tata kelola pemerintahan didesa yang mengabaikan partipasi. Padahal partisipasi adalah kunci utama dalam proses pembangunan dan kontrol kebijakan.
Partipasi hanya syarat normatif dan kemudian ditafsirkan hanya dengan kehadiran warga masyarakat yang datang duduk dibalai desa lalu disodorkan dengan menu pilihan rencana pembangunan dan mereka hanya tau setuju atau tidak. Proses partipasi ini tidak pernah dievaluasi oleh pemerintah.
Apakah Menu rencana program pembangunan yg disodorkan kepada khayalak desa sudah sesuai kebutuhan untuk pemecahan masalah yang ada di Desa?
Apakah menu rencana pembangunan berangkat dari analisa atau hanya sebatas pengamatan yg tanpa kajian?
Lalu apa dampaknya? Tepat sasaran kah? Atau hanya menghaburkan duit negara?
Pertanyaan-pertanyaan inilah yang seharusnya menjadi bahan permenungan dan kontemplasi bagi pemangku kebijakan khususnya para Kades dan perangkatnya.
Kita punya segudang anak muda dari ujung Kapoa hingga Banabungi baik yang masih mengenyam bangku kuliah dan pasca kuliah, mereka adalah aset dan potensi. Mereka dari ragam jurusan. Berangkat dari pengalaman dan proses belajar dikampus yang sarat akan kajian ilmiah dan diskusi tentu kehadirannya didesa entah itu sekedar pulang liburan atau pun alumni yang tinggal didesa, pelibatan mereka dalam hal partipasi pembangunan seharusnya menjadi penting.
Lalu pertanyaanya apakah sudah dilibatkan dalam partipasi pembangunan?
Mungkin sebagian akan menjawab, ya mereka terlibat bahkan masuk dalam sistem pemerintahan menjadi perangkat desa.
Sejauh mana kontribusi mereka?
Jangan-jangan hanya sebatas melayani KTP warga dan tukang ketik, dan bahkan mungkin hanya gagahan² dengan baju keki yang dikenakan, bukan pada pemecahan masalah didesa dengan kontribusi ide dan gagasan.
Tentu kita tidak inginkan seperti itu, kita ingin anak muda kadatua yang progresif, dan partisipatif, semua komponen Muda desa baik didalam sistem maupun diluar sistem duduk bersama, berbagai meresahan dan berdiskusi. Jika selama ini warga masyarakat partipasinya hanya disodorkan menu dan hanya tau nyanyian lagu SETUJU, anak Muda desa inilah yang harusnya hadir ditengah-tengah mereka, mengkaji potensi dan masalah desa turut serta menjadi bagian dalam forum-forum musyawarah lalu bersuara lantang mengkiritik maupun memberi gagasan untuk pembangunan desa.