(Tiga Rumah di Desa Kapoa yg baru teraliri listrik)

Setiap kali matahari terbenam,  sehabis makan malam ia ke "kampung".

"Asumampu kadei nakampo e, acumasi hapeku" (Saya turun dulu dikampung e, cas HPku). Begitulah kalimat yang sering diungkapan salah satu warga kepada istrinya ketika malam tiba.

Rumahnya jauh dari pemukiman padat warga, mereka tinggal dekat kebun. Akses agak susah, bila kesana harus melewati tangga. Orang-orang didesa ini menyebutnya dengan istilah "warga tangga sembilan" padahal secara administratif mereka warga Desa Kapoa Kec. Kadatua.

Sudah sekian puluh tahun Indonesia merdeka dan belasan tahun Kadatua menjadi kecamatan, mereka masih hidup dalam "samar", dengan penerangan seadanya (lampu pelita).

Meskipun dengan kehidupan seperti itu mereka menikmati hari-harinya seperti warga kebanyakan, tapi kadang ketika malam tiba dan hendak ingin berkomunikasi dgn keluarga jauh atau sesekali ingin mendengarkan musik. Mereka harus membatasinya. Bukan karena dihalau ruang & waktu, tapi daya listrik yg tak menentu, jika pemakaianya lama, hiburannya dan komunikasi terputus. Lobet. Lenyap sudah. Harus menunggu lagi esok malamnya untuk ke "kampung" dan mengisi daya kembali.

Begitu terus sekian tahunnya lamanya.....

"Bukan mengabaikan, tapi karena tiangnya tidak ada. Begitu jawabannya pihak terkait (Baca: pelayanan listrik)

Sekian tahun menunggu, kabar baikpun itu datang. 

"Nanti diusahakan apapun & bagaimanapun caranya tiang harus ada, kalian harus menikmati listrik." Tutur kadesnya.

Dan alhamdulilah beberapa minggu  lalu perangkat desa & warga bergotong royong, menyemen pipa untuk dijadikan tiang. Tak berselang lama pelayan listrik pun datang menyambung.

SELAMAT DATANG TERANG! SUDAH LAMA KAMI MENANTIMU! MERDEKA!!!

Resolusiku ingin........ semoga pribadi ini menjadi.....

Begitulah harapan kebanyakan orang ketika menyambut tahun baru, tak terkecuali saya. hehehe,,,,

Setiap momen ini, apalagi hidup bermahasiswa selama kurang lebih satu dekade, resolusi utama saya selalunya itu-itu mulu tidak berbeda. HARUS WISUDA!!! Sungguh resolusi yang mainstream. Tapi begitulah kehidupan seperti ungkapan syahrini "hempas datang lagi, hempas lagi"

Dan Alhamdulilah resolusi itu baru tercapai di tahun 2019.
Tahun baru 2020 ini menjadi awal kehidupan saya terlepas dari status tersebut serta memulai babak baru dalam bermasyarakat dan memasuki dunia kerja, dunia yang sarat persaingan, apalagi seperti zaman sekarang ini, gelar tidak lagi menjadi hal utama seperti dulu, sudah banyak orang menyadang itu, negeri ini sudah surplus gelar, yang lebih utama adalah keterampilan, kreativitas dan bagaimana berkolaborasi.

Tentu ini hal baru dan menantang, jika tidak terus mengupdate informasi, mengembangkan potensi/pengetahuan dan memperluas jaringan, akan digilas dan tertinggal jauh.

Olehnya berbekal pengetahuan dan pengalaman selama berkampus, harapannya semoga 2020 dengan suasana yang benar-benar berbeda ini bisa diisi dengan hal-hal yang bermakna. berdaya, dan berfaedah.