Halo.... Salam perjuangan!
Setelah kalian mengklik blog ini semoga dalam keadaan waras dan tentunya dengan nalar yang tidak tumpul
Sebelumnya maaf, ijinkanlah saya pada kesempatan ini menuliskan sesuatu kepada kalian yang dulu turun kejalan, yang tak lelah memperjuangkan Buton Selatan (Busel) menjadi sebuah daerah otonom.
Tentu kita tahu cita-cita bersama kala itu bahwa perjuangan untuk menjadi daerah ini otonom, selain untuk memenuhi syarat administrasi Provinsi Kepulauan Buton yang dimpikan oleh seluruh masyarakat di ex kesultanan Buton, juga untuk menjadikan warga Busel dari batauga hingga unjung batu atas menjadi mandiri dan sejahtera.
Kini daerah ini sudah berusia 5 tahun, kalau diibaratkan manusia usia ini masih sangat belia, masih butuh asupan nutrizs, masih butuh bimbimbingan dari orang tuanya, dalam konteks busel asupan nutrisi dan bimbingan yang saya maksud adalah berupa ide-ide dan gagasan bernas daripada pengelolanya dalam hal ini pemimpinm birokrasi, dan kita warga busel.
Tapi tidaklah kau tau, dalam usia yang belia itu, busel masih berjalan tertati-tati, ia seperti dicampakkan dianggap bukan anak kandung perjuangan, Kenapa? sudah 5 tahun ia lahir, sudah 5 pula ia berganti pemimpin. Salah satunya bupati definitif tersandung kasus korupsi.
Saat ini Busel dipimpin wakilnya, yakni putra asli busel sendiri. tapi sadarkah ditengah kepimpinannya ia seolah imenjadikan daerah ini seperti kerajaan dinasti. Kalian bisa lihat sendiri bagaimana istri dan adiknya ditempatkan di DPRD, yang notabene lembaga berfungsi sebagai pengontrol dirinya agar ia berjalan tetap direl yang benar. Lalu kalau lembaga dewan itu diisi oleh kerabatnya bukankah itu sangat rawan. Tak usah jauh-jauh kita bisa lihat sendiri bagaimana diibukota sultra, Kendari, ditangkapnya anak dan bapak karena tersandung korupsi, hampir sama kasusnya mereka mengatur daerah seperti urusan dalam rumah tangga pribadinya, bapak bilang itu, anak siap menjalankan perintah.
Tentu kita tidak mau hal itu terjadi, tapi sudahlah nasi sudah menjadi bubur.
Saya amati beberapa diantara kalian yang dulu berjuang untuk memekarkan daerah ini, sekarang berada dilingkaran itu, ada yang jadi pengawal dan ajudan, ada yang ngurus proyek, serta ada yang jadi staff pribadi. Luar biasa, kalian sudah menikmati sebagian hasil yang sudah kalian perjuangkan.
Tetapi kadang kalian lupa atau karena sudah keenakan menikmati fasilitas. Ketika ada sebagian lainnya yang memilih tetap berada diluar lingkaran untuk mengawal dengan memberikan kritik, selalunya kalian anggap itu angin lalu dan bahkan nyinyiran belaka, seolah kalian melindungi sang bupati itu agar bebas, dan kalian bisa tenang.
Sungguh kalin telah menghianati cita-cita perjuangan.
Saya harap ketika kalian membaca tulisan ini, kembali merenung, dan mengingat kembali apa yang sudah diperjuangkan dahulu.